Kamis, 07 Februari 2013

Paroki Santo Yusuf, Pati

Posted by OMK Santo Michael On 21.18 No comments
Gedung gereja dan Pastoran Santo Yusuf Pati terletak di Jalan Kamandowo yang melintang ke arah Utara – Selatan, tepatnya pada Jl. Kamandowo No. 3 Desa Pati Kidul Kecamatan Pati Kota yang berkodepos 59114 dengan nomor telepon (0295) 381772 dan faksimili nomor (0295) 385530.
Di jalan Kamandowo ini ada sebuah bangunan yang megah yaitu Gereja Katolik Santo Yusuf beserta Pastoran dan Aulanya.
Situasi dan kondisi Paroki Pati yang sekarang ini terbentuk dari berbagai pengaruh pergolakan zaman dan revolusi di persada nusantara. Marilah kita lihat secara singkat perjalanan panjang Paroki yang dimulai pada zaman Belanda (1932 – 1941), pada zaman pendudukan Jepang (1942 – 1945), dan pada zaman kemerdekaan Republik Indonesia tercinta ini.

ZAMAN BELANDA (1932 – 1941)
- PENYEBARAN IMAN KRISTIANI
Disamping penyebaran kekuasaan/keperkasaan militer dan perdagangan turut tersebar pula Iman Kristiani ke Indonesia melalui orang-orang Belanda. Mereka merasa terpanggil dan wajib mewartakan Kabar Gembira ke seluruh penjuru dunia. Dari sekita banyak “Misionaris” yang berdatangan ke Indonesia, diantaranya adalah para Misionaris Keluarga Kudus, yang ingin memperkenalkan Keluarga Nazareth kepada dunia, termasuk Indonesia dan memberikan kesaksian bahwa sebenarnya semua bangsa merupakan Satu Keluarga Allah. Konggregasi MSF memulai karyanya di Indonesia khususnya di Pulau Jawa pada tahun 1932, tepatnya pada tanggal 26 Februari 1932 di Kota Semarang.

- STATUS STASI MENJADI PAROKI
Sejak tahun 1932, Pati merupakan suatu Stasi dari Paroki Atmodirono Semarang. Secara berkala Stasi ini dikunjungi oleh para Romo MSF, yaitu Rm N Havenman MSF, Rm AJ Raaymakers MSF, dan Rm J Van der Steegt MSF. Situasi dan status stasi tersebut terus berlangsung sampai mendapat status paroki pada tahun 1934, yang luas wilayahnya meliputi : Pati, Kudus, Jepara, Pecangaan dan Demak. Yang ditunjuk sebagai Pastor Paroki yang pertama adalah Rm N Havenman MSF. Peristiwa inilah yang kita peringati, kita rayakan dan kita syukuri, Hari Ulang Tahun Paroki Santo Yusuf Pati.
Pada tahun 1939, Rm J Van Beek MSF menggantikan Rm N Havenman dengan tambahan tugas yaitu mempersiapkan Stasi Kudus menjadi Paroki yang berdikari. Pada bulan September 1939 Stasi Kudus secara resmi melepaskan diri dari Paroki Pati.

ZAMAN JEPANG DAN KEMERDEKAAN
-PENDUDUKAN JEPANG
Pada masa pendudukan Jepang banyak Imam berkebangsaan Belanda yang ditahan dan dimasukkan ke dalam penjara. Akibatnya paroki-paroki mengalami kekosongan gembala, termasuk paroki pati. Karena itu para Imam Pribumi yang mengisi kekosongan tersebut antara lain Rm IM Haryadi PR dan Rm D Adisoedjana MSF.

-PEMBANGUNAN DAN PEMBERKATAN GEREJA
Peristiwa pemboman Hirosima dan Nagasaki pada tanggal 3 dan 9 Agustus 1945, merupakan kesempatan yang indah bagi bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. para Imam yang berada dalam tahanan segera dibebaskan dan mulai berkarya seperti semula. Pada tahun 1949 Rm Stiemen MSF kembali menjadi Pastor Paroki Pati untuk yang kedua kalinya dengan tugas khusus membangun gedung Gereja Paroki Pati dan mempersiapkan Stasi Juana. Pembangunan gedung Gereja Pati selesai pada tahun 1954. Pada tanggal 2 Oktober 1954 Gedung Gereja dan Pastorannya diresmikan dan diberkati oleh Mgr Albertus Soegijapranata SJ, Vikaris Apostolik Semarang dan pada saat ini Gereja dan seluruh umat dibawah perlindungan Santo Yusuf.

-NOVISIAT MSF YANG PERTAMA
Pada bulan Agustus 1956 Pastoran Pati menjadi “NOVISIAT MSF JAWA YANG PERTAMA” saat itu ada 7 Novis dan Romo A Van Der Valk MSF yang menjadi Magisternya (dari ketujuh Novis tersebut, yang sekarang masih menjadi Romo adalah Romo P.C.Joedidiharjo MSF). Sebelumnya para calon Imam MSF menjalani tahun Novisiatnyadi Negeri Belanda (Nieuwkrek). Meskipun pada tahun 1957 Novisiat harus pindah ke Yogyakarta, namun Pati boleh berbangga dan merupakan kenangan manis tersendiri, karena BATU PERTAMA PENDIDIKAN CALON ANGGOTA MSF, justru berawal dari Pastoran Gereja Santo Yusuf Pati.

sumber : http://www.kas.or.id/?menu=2&submenu=4&id=151&action=Read

0 komentar:

Posting Komentar

  • Facebook
  • Twitter